Sabtu, 25 November 2017

KEBUDAYAAN ISLAM

KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat, Hidayah, dan Inayah-Nya sehingga kami dapat merampungkan penyusunan makalah pendidikan agama islam dengan judul "Kebudayaan islam" tepat pada waktunya.

Penyusunan makalah semaksimal mungkin kami upayakan dan didukung bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar dalam penyusunannya. Untuk itu tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam membuat makalah ini.

Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya. Oleh karena itu,
kami menerima saran maupun kritik demi memperbaiki makalah ini.

Akhirnya penyusun sangat mengharapkan semoga dari makalah sederhana ini dapat diambil manfaatnya dan besar keinginan kami dapat menginspirasi para pembaca untuk mengangkat permasalahan lain yang relevan pada makalah-makalah selanjutnya.


                                                                  
                                                                  Padang,   November 2017

                                                                                  Penyusun











DAFTAR ISI
Halaman depan
Kata pengantar
Daftar isi
BAB I PENDAHULUAN
a.       Latar belakang
b.      Tujuan
c.       Rumusan masalah
BAB II PEMBAHASAN
a.       Konsep kebudayaan islam
b.      Prinsip kebudayaan islam
c.       Perbedaan kebudayaan islam dan non islam
d.      Budaya ilmiah dan budaya kerja
BAB III PENUTUP
kesimpulan
















BAB I
Pendahuluan

A.            Latar belakang
Kata agama dan kebudayaan merupakan dua kata yang sering kali di gabungkan sehigga membingungkan pemahaman kita. Banyak pandangan yang menyatakan agama merupakan bagian dari kebudayaan, tapi tak sedikit pula yang menyatakan kebudayaan merupakan hasil dari suatu ajaran agama. Hal ini sering kali membingungkan ketika kita harus meletakan agma islam dalam konteks kebudayaan kehidupan kita sehari hari.
            Perkembangan kebudayaan islam selaras dengan berkembangnya ajaran islam di dunia,terutama di indonesia. Agama islam datang untuk mengatur dan membimbing masyarakat menuju pada kehidupan yang baik dan seimbang. Kedatangan kebudayaan islam tidak untuk menghapus kebudayaan suatu daerah, namun merekonstruksi suatu kebudayaan yang bertentangan dengan islam menjadi budaya yang sejalan dengan islam.
            Kebudayaan islam menghargai nila kemanusiaan yang bersifat universal oleh karena itu udaya islam harus di kenalkan pada masyarakat untuk mempermudah seseorang mempelajari kebudayaan islam dan medektkan diri pada Allah SWT.
B.            Tujuan
1.      memberikan informasi kepada pembaca tentang apa yang di maksud kebudayaan serta mengenal kebudayaan islam.
2.      memberi pemahaman pada pembaca agar dapat mengerti budaya yang seperti apakah islam itu.
3.      menambah waasan pembaca tentang perbedaan kebudayaan islam
dan non islam.

C.            Rumusan masalah
1.   Bagaimana konsep kebudayaan islam ?
2.   Bagaimana prinsip kebudayaan islam ?
3.   Bagaimana perbedaan kebudayaan islam dan non islam
4.   Bagaimana budaya ilmiah dan budaya kerja

BAB II
Pembahasan

1.                  Konsep kebudayaan  islam

Kebudayaan merupakan perwujudan segala  aktivitas manusia sebagai upaya memenuhi kebutuhan hidupnya.Kebudayaanakan terus berkembang, tidak akan berhenti slama masih ada kehidupan manusia. Hasil perkembangan kebudayaan yang dilandasi oleh nilai nilai ketuhanan disebut kebudayaan islam.

Konsep Kebudayaan Dalam Islam

Menurut J.verkiyl kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta, yaitu budaya bentuk jamak dari budi yang erarti roh atau akal.
Menurut koentjaraningrat kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta yakni budhayah bentuk jamak dari buddi yang berarti budi atau akal.Secara umum kebudayaan dapat dipahami sebagai hasil dari cipta, rasa, dan karya manusia yang tidak lepas dari nilai ketuhanan.Hasil kebudayaan manusia dibagi menjadi 2 macam yaitu:
1. Kebudayaan Jasmaniah(k.fisik)
2. Kebudayaan Rohaniah(non-materil)
Allah mengangkat Nabi Muhammad sebagai Rasul yaitu memberikan bimbingan kepada umat. Manusia agar dalam mengembangkan kebudayaan tidak lepas dari nilai Nilai ketuhanan. Sebagaimana sabdanya yang berarti, “Sesungguhnya aku diutus Allah untuk menyempurnakan akhlak.”Kebudayaan ini di peroleh dengan belajar dari masyarakat,tanpa masyarakat manusia akan mengalami kesulitan membentuk budaya Sebaliknya, tanpa budaya manusia tidak dapat  mempertahankan hidup.

2.                  Prinsip budaya dalam islam
Prinsip dasar yang membedakan antara kebudayaan secara umum dengan kebudayaan Islam terletak pada sumber yang menjadi pijakannya. Kebudayaan Islam hasil produk manusia yang prinsip dasarnya ditentukan dan ditetapkan oleh Allah dan Rasul-Nya di dalam Al-Quran dan Sunnah, contoh dalam surat Al-Ahzab ayat 59 tentang kewajiban setiap muslimah yang baligh dan berakal memakai jilbab (pakaian yang lapang) untuk menurut auratnya. Aurat sebagai prinsip kewajiban berpakaian. Prinsip aurat tidak pernah berubah dari dulu sampai sekarang, baik di Arab, Indonesia atau negeri lainnya. Tetapi bagaimana cara menutup aurat, bahan apa yang dipakai, model dan hiasan apa yang menghiasi boleh beragam sesuai dengan keadaan dan suhu waktu memakai.
prinsip-prinsip kebudayaan Ialam antara lain :
  1. Sumber segala sesuatu adalah Allah karena dari-Nya berasal semua ciptaan.
  2. Memberikan  amanah khalifah kepada manusia.
  3. Manusia dilebihkan dari makhluk lainnya.
  4. Ditundukkan ciptaan Allah yang lain kepada manusia baik air, angin, tumbuhan dan hewan.
  5. Dinyatakan bahwa semua fasilitas dan amanah tersebut akan diminta pertanggungjawabannya kelak.
  6. Menghormati akal manusia, manusia dengan akalya bias membangun kebudayaan baru. Kebudayaan islam tidak akan menampilkan hal-hal yang dapat merusak manusia. Dijelaskan dalam surah Ali- Imran:190 yang artinya “sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan pergatian malam dan siang terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi orang yang berakal”.
  7. Memotivasi untuk menuntut dan mengembangkan ilmu. Firman Allah SWT:”Allah akan mngangkat derajad orang-orang yang beriman diantarmu dan rang-orang yang berlimu beberapa derajad”. Q.S Al-Mujadalah:11
  8. Menghindari Taklid buta. Kebudayaan islam hendaknya mengantarkan umat manusia untuk tidak menerima sesuatu sebelum diteliti. Sebagaimana telah difirmankan Allah SWT:”dan janganlah kamu mengikuti dari sesuatu yang tidak kamu ketahui karena pendengaran, penglihatan, dan hati nuranisemua itu akan dimintai pertanggungjawaban: Q.S Al-Isra:36
  9. Tidak membuat pengrusakan. Firman Allah SWT:”janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sunggu Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan”.
  10. Kebudayaan yang tidak bertentangan dengan islam  

Lima hal pokok di atas secara eksplisit menjelaskan bahwa manusia sarat ide, ingin selalu berbuat dan berkarya. Ketiga bentuk itu merupakan bagian dari kebudayaan. Selanjutnya prinsip-prinsip kebudayaan antara lain :
  1. Dibangun atas dasar nilai-nilai ilahiyah.
  2. Munculnya sebagai pengembangan dan pemenuhan kebutuhan manusia.
  3. Sasaran kebudayaan adalah kebahagiaan manusia, keseimbangan alam dan penghuninya.
  4. Pengembangan ide, perbuatan dan karya dituntut sesuai kemampuan maksimal manusia.
  5. Keseimbangan individu, sosial, dan antara makhluk lain dengan alam merupakan cita tertinggi dari kebudayaan.
3.      Perbedaan kebudayaan muslim dan non muslim
Pada umumnya kebudayaan musim dan no mualim memiliki iri yang sama dan tak jauh berbeda, baik dari segi adat atau estetika karena suatu ajaran pada dasarnya mengajarkan suatu kebaikan. Namun pada Al-Quran dijelaskan bahwa agama islam agama yang sempurna karena islam mengajarkan kebudayaan baik penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, acara penting, atau hari besar.
Dalam islam kita diajarkan bagaimana berbudaya dan bertindak terhadap sesama muslim maupun non muslim. Dalam berhubungan dengan masyarakat non muslim islam mengajarkan kepada kita nruk toleransi yaitu meghormati keyakinan umat lain tanpa beruasaha memaksakan keyakinan kita pada mereka. Dan ketika berbicara dengan masyarakat non muslim kita harus berbicara dengan sopan.








4.      Budaya ilmiah dan budaya kerja
1.        Budaya Ilmiah atau Akademik
Islam memilki prinsip-prinsip prilaku ilmiah atau akademik. Di antara ciri budaya ilmiah itu adalah :
a)      Sumber ilmu adalah Al-Quran dan hadist yang harus diambil dengan melakukan iqra’ atau membaca (QS. 96:1-5)
Membaca atau iqra’ artinya bacalah, telitilah, dalamilah, ketahuilah cii-ciri sesuatu, bacalah alam, tanda-tanda zaman, sejarah, diri sendiri, baik yang tertulis ataupun tidak (Quraish, 1999:433)
b)      Menggunakan potensi yang dimiliki secara optimal
Dalam Al-Quran Surat Al-Nahl ayat 78 :
Pada ayat di atas dijelaskan bahwa paska kelahiran manusia tidak mengerti apa-apa namun Allah beri potensi besar yaitu pendengaran, penglihatan dan hati yang mana ketiga potensi itu adlaah instrumen vital untuk memperoleh ilmu pengetahuan.
c)      Penggunaan potensi hati  
Hati memiliki potensi berpikir yang mendalam. Alwi Shihab menjelaskan potensi berpikir yang dilakukan oleh aqal tidak dipahami denmgan aqal secara kongkrit. Namun, potensi berpikir yang terbesar adalah pada hati.
d)     Objek ilmu atau bidang kajian akademik meliputi aspek yang tidak terbatas
Secara umum objek ilmu mencakup kepada aspek-aspek yang kongkrit atau objek materi dan abstrak atau objek nonmateri. Penjelasan tentang luasnya objek kajian ilmu dalam pandangan Islam terlihat jelas dalam banyak ayat Al-Quran misalnya QS. Ali Imran 3: 190-191. 
e)      Ilmu secara umum dalam pandangan Islam dapat dikelompokkan menjadi dua hal yaitu ilmu kasbi dan ilmu laduni.
Ilmu kasbi yaitu ilmu yang diperoleh melalui trial and error dengan mepelajari ayat-ayat kauniyah (seluruh alam) dan ayat qaliyah (wahyu). Hal ini banyak dijelaskan oleh Allah SWT seperti QS. Al-Nahl, 16:8 dan QS. Al-Isra’ 17:85.
f)       Kewajiban mengamalkan ilmu
Termasuk budaya akademik yaitu pengamalan ilmu yang telah dimiliki. Pengalaman ilmu merupakan manifestasi dari kekaguman kepada Allah SWT. Dalam QS. Al-Fathir, 35:28.
g)      Ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi
Ilmu yang dimiliki umat Islam akan berbuah pada berhasilnya menghasilkan software dan hardware (program dan benda). Allah menjelaskan bahwa ditundukkan semua yang di langit dan di bumi untuk manusia dalam QS. Al-Jatsiyah, 45:13.
h)      Menggunakan fasilitas diri, alam, dan pakar serta kekuatan berjamaan dalam menghasilkan berbagai ilmu pengetahuan.
i)        Mengisi waktu dengan hal-hal efektif.
j)        Pembentukan akhlak.








2.    Budaya Kerja
Di dalam sumber ajaran Islam dijelaskan mengenai budaya kerja. Di antara prinsip-prinsip yang ada dalam bekerja adalah :
a.    Bekerja didasarkan atas niat yang tulus karena Allah SWT.
Keimanan merupakan dasar setiap aktivitas manusia. Berbuat berdasarkan nilai-nilai keimanan berarti investasi bagi manusia karena perbuatannya diimbali oleh Allah. Surat Al-Bayyinah ayat 5.
b.    Bekerja berdasarkan ilmu
Melakukan sesuatu didasarkan atas ilmu yang dimiliki akan mendatangkan hasil yang memuaskan bagi si pelaku dan orang lain yang memanfaatkan produksinya. Al-Quran Surat Al-Isra: 36
c.    Bekerja dengan maksimal atau terbaik/ihsan.
d.   Bekerja sendiri atau secara bersama.
e.    Bekerja untuk kesejahteraan dan kemashlahatan diri dan lingkungan.
f.     Bekerja dengan objek yang bervariasi dan profesional.
Dalam Al-Quran Surat Alam Nasyrah ayat 7.
g.    Bekerja berorientasi masa depan.

















BAB III
Penutup

Kesimpulan

            Islam adalah agama yang di turunkan oleh Allah SWT dengan perantara wahyu yang di berikan kepada Nabi Muhammad Saw untuk di sebarkan kepada umat manusia. Dan kebudayaan adalah semua hasil karya,rasa dan cipta masyarakat. Agama merupakan sumber kebudayaan dengan kata lain kebudayaan bentuk nyata dari agama islam.
            Budaya adalah hasil daya cipta manusia  menggunakan dan mengerahkan segenap potensi yang di milikinya. Budaya menurut pandangan slam adalah segala sesuatu aktivitas manusia yang di landasi nilai nilai ketuhanan. Allah mengutus Nabi nya untuk memberikan bimbingan paa umat nya untuk mengembangkan kebudayaan, karena kebudayaan dan masyarakat  saling berkaitan dalam kehidupan tanpa masyarakat manusia akan sulit membentuk budaya dan tanpa adanya budaya manusia akan sulit untuk mempertahankan hidup.



PERNIKAHAN DAN PEMAKAMAN DI JEPANG

KATA PENGANTAR

Bismillahirohmanirohim
            Puji dan syukur kami ucapkan kepada Allah SWT, karena atas berkah rahmat dan hidayah-Nya kami masiih diberi kesehatan dan kesempatan untuk membuat sebuah makalah. Shalawat dan Salam kami hadiahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang seperti sekarang ini.
          Dan tak lupa kami ucapkan banyak terimakasih kepada Dosen, Orang Tua, dan teman- teman yang telah membantu dan mendukung kami dalam membuat makalah ini.
Alhamdulillah, dengan waktu yang telah ditentukan, akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah ini yang merupakan tugas dari salah satu mata kuliah kami yaitu Ibunka Rikai. Makalah ini membahas tentang “Pernikahan dan Pemakaman di Jepang”.
Kami berharap makalah ini dapat membantu kita semua dalam memahami budaya-budaya Jepang salah satunya yaitu budaya pernikahan dan pemakaman di Jepang.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik dan saran dari para pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaaan makalah-makalah selanjutnya.


PadangNovember 2017


                                                                                  Penulis

DAFTAR ISI

Halaman depan...................................................................................................................i
Kata pengantar...................................................................................................................1
Daftar isi............................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN
     a.Latar belakang............................................................................................................3
b.Rumusan Masalah ....................................................................................................3
c.Tujuan ……...............................................................................................................3
BAB II ISI
a.     Pengertian Pernikahan ............................................................................................4
b.     Sejarah Pernikahan..................................................................................................4
c.      Waktu dan Tempat untuk Perayaan Pernikahan Di Jepang....................................4
d.      Tahapan Sebelum Pernikahan di Jepang………………………………………….5
e.      Jenis-jenis Pernikahan di Jepang.............................................................................6      
f.  Pakaian dan Perhiasan Perayaan Pernikahan diJepang............................................7      
     g. Souvenir dan Hadiah saat Perayaan Pernikahan di Jepang…………………..…....8
     h. Pemakaman di Jepang..............................................................................................9       
BAB  III PENUTUP
a.     Kesimpulan............................................................................................................11        
DAFTAR PUSTAKA

















BAB I
Pendahuluan

a.       Latar belakang
Jepang merupakan negara yang dijuluki Negara Matahari Terbit dan Negeri Sakura. Dikatakan demikian karena di Jepang mayoritas penduduknya beragama Shintou yang menyembah matahari sehingga disebut Negara Matahari Terbit. Sedangkan julukan Negeri Sakura diberikan karena banyak bunga sakura yang tumbuh di tanah Jepang. 
Negara Jepang begitu terkenal dengan kemajuan alat- alat teknologi yang begitu canggih, Negara yang juga dikenal sebagai Negara maju banyak menciptakan penemuan-penemuan baru yang membuatnya menjadi contoh bagi Negara- Negara lain. Negara yang dikenal dengan berbagai kepintarannya dalam melakukan segala hal, tak terlepas dari kinerja dan dukungan-dukungan serta hubungan-hubungan anatara pemerintah dengan masyarakat. Tetapi dibalik Kesuksesan suatu Negara pasti tak Terlepas dengan suatu kebudayaan yang terdapat di dalam Negeri itu sendiri. Masyarakat akan kesulitan hidup tanpa adanya budaya. Kebudayaan dan adanya Budaya Di jepang sendiri mulai muncul sejak Zaman Purba- Zaman Pertengahan- Zaman PraModern- Zaman Modern hingga Zaman Sekarang ini.Kebudayaan dan Budaya masih tertanam di dalam kehidupan masyarakat Jepang, hal ini dapat ditandai Dengan ikatan-ikatan mereka terhadap leluhur dan cara- cara menghargai leluhur dan mempertahankan serta menjaga tradisi-tradisi yang telah ada hingga sekarang ini.

b.                 Rumusan masalah
1.       Menjelaskan tentang konsep pernikahan di Jepang.
2.       Menjelaskan tentang waktu dan tempat dalam pernikahan di Jepang.
3.       Mejelaskan tentang jenis-jenis pernikahan di jepang.
4.       Memaparkan tentang bagaimana tata cara pemakaman di jepang.

c.                  Tujuan
1.       Memberi wawasan pada pembaca tentang pernikahan tradisional yang ada di Jepang.
2.       Memberi informas pada pembaca tentang pernikahan modern yang ada di Jepang.
3.       Memberi pemahaman pada pembaca tentang tata cara pemakaman di Jepang.

BAB II
Pembahasan
A.      Pengertian Penikahan
Pernikahan merupakan rencana untuk meneruskan keturunan, pemenuhan kebutuhan biologis yang dilakukan secara sah yaitu didalam Agama dan secara hukum

B.      Sejarah Pernikahan di Jepang
Sistem pernikahan di Jepang terus menerus berubah bersamaan dengan kondisi dan sistem sosial masyarakat. Perubahan penting yang terjadi pada sistem pernikahan di Jepang adalah saat munculnya para “bushi” pada abad ke-14
Sistem pernikahan Jepang yang awalnya “Muko-iri” (婿入り) atau sistem matrilineal, yaitu mempelai pria tinggal dan menjadi bagian dari keluarga mempelai wanita. Setelah muncul bushi, sistem pernikahan di Jepang berubah menjadi “yome-iri” (嫁入) atau sistem patrilineal, yaitu mempelai wanita tinggal dan menjadi bagian dari keluarga mempelai pria saat sang mempelai wanita telah melahirkan anak atau telah kehilangan kedua orang tuanya.
Pada zaman feodal, pernikahan di Jepang sering digunakan sebagai alat politik dan diplomasi untuk menjaga kedamaian dan persatuan di kalangan penguasa pada masa tersebut. Selain itu, pria dan wanita tidak bisa dengan mudah memilih calon mempelai yang diinginkan. Pada masa tersebut muncul “nakodo”(仲人), orang yang menyiapkan dan mengatur pernikahan untuk kedua belah pihak.

C.     Waktu & Tempat Untuk Perayaan Pernikahan Di Jepang
Perayaan pernikahan di Jepang biasanya diadakan pada musim semi dan musim gugur, karena pada saat musim semi dan musim gugur dianggap sebagai hari baik untuk melangsungkan upacara pernikahan. Masyarakat Jepang masih percaya dengan kalender Jepang yang menerangkan hari baik dan buruk. Hari yang paling bagus untuk pernikahan adalah taiyan. Hari yang paling jelek adalah futsumetsu. prosesi pernikahan Jepang hanya memakan waktu dua sampai tiga jam.
Tempat untuk melaksanakan pernikahan sesuai dengan apa yang mereka inginkan dan denganagama yang dianut oleh mereka. Biasanya tempat pernikahan diadakan di kuil Shinto, Buddha ataupun digereja. Ada juga yang melangsungkan pernikahan di tempat-tempat umum lainnya seperti di Hotel dan lain sebagainya.

D.     Tahapan sebelum pernikahan Di jepang
*                 Omiai (Acara Perjodohan)
Omiai adalah pertemuan antara seorang pria dan seorang wanita sebagai persiapan menuju perkawinan bila keduanya merasa cocok atau disebut juga sebagai acara perjodohan. Pada umumnya omiai diadakan oleh seorang perantara yaitu nakodo(Perantara). Nakodo bisa juga berasal dari anggota keluarga atau teman dari orang yang akan mengikuti omiai tersebut. Omiai biasanya diadakan di tempat umum seperti restoran dan lain sebagainya.
*                   Yuino(Acara Pertunangan)
Yuino adalah upacara tradisional pertukaran hadiah antara kedua calon pengantin. Upacara berupa pesta makan malam dimana kedua belah pihak yang bertunangan makan dan minum bersama, saling memberikan hadiah dan merayakan penyatuan kedua keluarga. Acara ini adalah gaya resmi pertunangan dan pasangan yang saling kenal. Yuino dilaksanakan pada waktu pagi hari dipilih pagi karena keyakinan mereka bahwa pagi hari membawa keberuntungan dan ini mengikuti kalender tradisional Jepang. Sebelum pada hari yuino tunangan akan memberikan kain sabuk atau obi, pakaian atau hakama, dan sejumlah uang pemberian. Sedangkan prosesi berganti pakaian dalam pernikahan disebut oironaoshi.
Barang-barang yang digunakan sebagai hadiah disebut juga “yuino-hin”. atau barang seserahan tersebut harus memiliki jumlah yang ganjil, yaitu 5,7, atau 9. Angka ganjil dianggap membawa keberuntungan oleh orang Jepang, sedangkan angka genap merupakan kebalikannya, yaitu dianggap dapat membawa petaka. Barang-barang yang dijadikan yuino-hin :
·     Mokuroku (目録): Daftar barang yang diberikan saat Yuino
·     Naga-noshi (長熨斗): Kerang abalone yang sering digunakan di Jepang sebagai kerajinan tangan dan melambangkan umur panjang. Biasa diberikan untuk hadiah perayaan.
·     Kinpoudzutsumi (金包包): Tempat untuk menaruh uang yang akan digunakan dalam yuino (Yuino-kin). Uang tersebut digunakan untuk membeli obi mempelai perempuan (goobi-ryou), dan hakama untuk mempelai lelaki (gohakama-ryou)
·     Katsuo-boshi (勝男節): Ikan bonito kering yang melambangkan harapan agar pernikahannya dapat bertahan lama
·     Surume (寿留女): Ikan kering yang melambangkan harapan agar pernikahan tersebut dapat bertahan lama.
·     Konbu (子生婦): Rumput laut kering yang melambangkan kesuburan, dengan harapan pasangan tersebut berbahagia.
·     Tomoshiraga (友白髪):Kumparan benang rami yang melambangkan harapan agar pasangan tersebut dapat terus bersama hingga tua.
·     Suehiro (末広): Kipas lipat yang melambangkan kebahagian dan masa depan yang lebih baik.
·     Yanagi-daru (家内喜多留): tempat penyimpanan sake yang terbuat dari pohon willow. Melambangkan kepatuhan dalam pernikahan

*                  Kekkon-shiki (Upacara Pernikahan)
v Upacara Pernikahan Dengan Cara Tradisional‘Shinzen Kekkonshiki (神前結婚式)
Upacara pernikahan dengan cara tradisional biasanya dilakukan di tempat-tempat ibadah seperti di Kuil Shinto ataupun Buddha. Hal ini dilakukan sesuai dengan keinginan dan agama yang dianut oleh kedua mempelai.
Adapun tata cara melangsungkan upacara pernikahan tradisional :
ü Mempelai diantar keluarga, teman, kerabat ke kuil
ü Melaksanakan upacara pernikahan tradisional dengan ajaran Agama Shinto
ü Keluarga berkumpul, kedua pengantin berdiri ditengah lalu diiringi dengan lagu tradisional kiyari
ü Pendeta memimpin doa
ü Pengantin pria membaca sumpah perkawinan kepada pengantin wanita
ü Melaksanakan san-sankudo yakni Kedua pengantin minum anggur sebanyak 9 kali dri 3 cangkir yg disediakan
ü Dihadapan pendeta kedua pengantin mengucapkan janji suci
ü anggota keluarga, teman dan kerabat dri kedua mempelai saling meminum sake secara bergilir yg menandakan adanya ikatan dan persatuan antara kedua keluarga mempelai
ü upacara ditutup dengan mengeluarkan senejins pohon keramat yg ditunjukkan kepada dewa Shinto yg bertujuan mengusir roh jahat
v Upacara Pernikahan Dengan Cara Modern (Kirisuto-Kyou Shiki/Ala Barat)
Upacara pernikahan ini dilakukan dengan meniru gaya system pernikahan ala Barat. Biasanya mempelai melangsungkan pernikahan di Gereja walaupun mereka sendiri tidak Bergama Kristen dan jga dilakukan di hotel ataupun restoran. pernikahan modern biasanya menggunakan jas dengan dasi panjang, sedangkan pengantin perempuannya menggunakan menggunakan gaun putih panjang.

E.      Jenis- jenis Pernikahan di Jepang

ü 職場結婚 (Shokuba Kekkon)
Shokuba Kekkon diambil dari kata Shokuba yang artinya tempat kerja dan kekkon yang artinya pernikahan. Jadi shokubakekkon adalah suatu pernikahan dimana mempelai pria dan wanita pertama kali bertemu dan menjalin cinta di tempat kerja.

ü 恋愛結婚 (Renai Kekkon)
Renai artinya dalam bahasa jepang yaitu cinta romantic, sedangkan kekkon artinya pernikahan. Jadi jika kedua kata digabungkan menjadi suatu perkawinan dengan cinta yang romantic. pernikahan renaikekkon adalah suatu pernikahan yang diawali dengan adanya saling cinta antara kedua mempelai tanpa uluran tangan orang lain.

ü 見合い結婚 (Miai Kekkon)
Miaikekkon artinya suatu pernikahan yang diawali dengan bantuan orang lain atau dalam bahasa indonesianya mak comblang. Biasanya mereka kenal setelah diperkenalkan oleh orang tua, saudara, teman atau jasa seperti take him out atau take me out. rasa cinta biasa timbul setelah mereka diperkenalkan oleh mak comblang tersembut.

ü 国際結婚 (Kokusai Kekkon)
Yang dimaksud dengan kokusaikekkon adalah suatu pernikahan yang dilakukan oleh orang jepang dengan orang berwarganegaraan lain. Contohnya pernikahan yang dilakukan oleh orang Jepang dan orang Indonesia. Fenomena pernikahan iini sudah terjadi pada zama Meiji lalu, yaitu banyaknya perniikahan antara orang jepang dengan orang eropa.

F.        Pakaian dan Perhiasan Perayaan Pernikahan diJepang
pasangan pengantin memakai pakaian tradisional kimono. pengantin perempuan memakai kimono tradisional pernikahan yang disebut dengan shiramuku (kimono putih), sedangkan pengantin pria memakai montsuki haori hakama. Sedangkan untuk para tamu, pakaian yang digunakan untuk menghadiri pernikahan hendaknya black suit untuk para pria. Sedangkan untuk wanita lebih baik menggunakan  gaun, kimono, atau pakaian lainnya.
Description: Pakaian dan Perhiasan Untuk Pernikahan JepangPakaian Tradisional Pernikahan

Sebelum pernikahan biasanya mempelai wanita akan diminta memilih antara dua topi pernikahan tradisional. Yang pertama adalah penutup kepala pernikahan berwarna putih yang disebut tsuni kakushi (secara harfiah bermakna menyembunyikan tanduk). Tutup kepala ini dipenuhi dengan ornament rambut kanzashi di bagian atasnya dimana mempelai perempuan mengenakannya sebagai tudung untuk menyembunyikan tanduk kecemburuan, keakuan, dan egoism dari ibu mertua yang sekarang akan menjadi kepala keluarga. Ada juga yang menyebutkan tutup kepala ini melambangkan ketetapan hatinya untuk menjadi istri yang patuh dan kesediaannya untuk melaksanakan perannya dengan kesabaran dan ketenangan. Hiasan kepala lain yang dapat dipilih adalah wata boushi yaitu wajah mempelai perempuan benar-benar tersembunyi dari siapapun kecuali mempelai pria. hal ini menunjukkan kesopanan yang sekaligus mencerminkan kualitas kebijakan yang paling dihargai dalam pribadi perempuan.

Hiasan Kepala Pengantin Wanita
Description: Wata Boushi Pernikahan JepangDescription: Tsuni kakushi dan Kanzashi Pernikahan Jepang

G.        Souvenir Dan Hadiah Saat Perayaan Pernikahan Di Jepang
Di akhir resepsi pernikahan, souvenir pernikahan Jepang yang disebut hikidemono akan diletakkan di dalam tas dan diberikan pada tamu untuk dibawa pulang. Souvenir ini biasanya berupa permen, peralatan makan, atau pernak-pernik pernikahan.                                        hikidemono
Description: Hikedemono Souvenir Pernikahan Jepang
 












Begitu pula dengan para pengunjung tamu pernikahan. Mereka wajib memberikan hadiah untuk sang mempelai. Tapi dalam pemberian hadiah ada suatu larangan memberikan benda yang dapat memotong sesuatu seperti gunting, benda pecah belah atau benda yang mudah pecah seperti peralatan makan yang terbuat dari kaca atau sebuah keramik. Karena barang-barang tersebut dipercaya akan membuat retaknya pernikahan. 

Description: Shuugibukuro (congratulatory envelope) untuk pernikahan Jepang
goshuugi

Jikalau tidak sempat memberikan hadiah berupa barang, hadiah dapat diganti dengan uang yang disebut Goshuugi (congratulatory monetary gift) yang dimasukan ke dalam amplop khusus yang disebut Shuugibukuro (congratulatory envelope), Goshuugi tersebut diberikan kepada resepsionis pernikahan sambil mengucapkan salam persahabatan Yaitu Kekkon omedetou gozaimasu. Suenagaku oshiawaseni
 (Selamat atas penikahan anda. Semoga awet dan berbahagia)

                                                         
H.     Pemakaman di Jepang
Upacara pemakaman di jepang disebut dengan istilah soushiki, yang berasal dari kata sou [mengubur] dan shiki [upacara]. kebanyakan penduduk jepang yang memeluk agama Budha dan Shinto, hampir 90% soushiki dilakukan menurut agama budha.

₪ UPACARA SEMAYAM
Sebelum proses semayam, jenazah dimandikan dan ditutup lubang telinga dan hidungnya dengan kapas. Jenazah kemudian diberi pakaian berupa setelan jas [untuk pria] atau kimono [untuk wanita]. Setelah itu jenazah dibaringkan di  dalam peti. Di sebelah peti mati diletakkan meja kecil yang dihiasi bunga dan lilin. Selama proses semayam, pihak kelurga almarhum memberitahukan kabar duka pada semua kerabat dan rekan almarhum agar bisa memberikan penghormatan terakhir. Para tamu yang yang ingin mengucapkan duka cita pada keluarga almarhum umumnya mengenakan pakaian berwarna hitam.


 ₪ PEMAKAMAN
almarhum akan diberikan nama Budha baru yang disebut dengan kaimyo. Pemberian tersebut bertujuan untuk mencegah arwah almarhum kembali ke jenazah saat namanya dipanggil. Panjangnya nama yang diberikan pada almarhum tergantung besarnya jumlah sumbangan uang yang diberikan kelurga almarhum pada kuil Budha. Setelah upacara berakhir, para tamu dipersilahkan meletakkan bunga ke dalam peti mati sebelum disegel menggunakan paku dan dibawa kereta jenazah menuju krematorium atau kuburan.

₪ KREMASI
Pada saat proses kremasi, peti yang berisi jenazah pertama-tama diletakkan di atas penampang untuk didorong masuk kedalam ruang kremasi. Kejadian tersebut disaksikan para anggota keluarga almarhum. Proses kremasi berjanlan sekitar 2 jam, setelah itu pihak keluraga memisahkan bagian abu dan tulang almarhum dan bagian tulang di masukan ke kendi atau guci.

PENGUBURAN
Di Jepang kuburan keluarga [haka] umumnya terdiri dari monumen batu nisan dengan ruang kecil tempat menyimpan bunga dan dupa. Di depan batu nisan terdapat tempat air dan sebuah ruang bawah tanah untuk menyimpan abu. Nama almarhum diukir di depan atau sebelah kiri monumen nisan, sedangkan di sebelahnya diukir tanggal digalinya kuburan dan orang yang membeli kuburan tersebut.
·     Okoden/ Uang duka
Okoden adalah uang duka yang diberikan pelayat kepada keluarga almarhum. Okoden diberikan dengan tujuan membantu meringankan beban biaya yang ditanggung keluarga almarhum.
1.     Jangan gunakan uang baru untuk uang duka.
2.     Jumlah uang yang harus diberikan bervariasi tergantung kedekatan dengan almarhum. 5000-10.000 yen adalah jumlah yang umum untuk teman/kolega.
3.     Hindarilah angka 4 dan 9 pada pemakaman, karena 4 dalam bahasa Jepang dibaca “shi”yang bunyinya sama dengan mati, dan 9 dapat dibaca “ku”, yang bisa merujuk ke “kurushii” atau menderita.
4.    
Description: Image: trend-trend.com/

Gunakanlah amplop dengan pita hitam dan putih khusus untuk Okoden.
BAB III
PENUTUP

Negeri Bunga Sakura mempunyai beragam pemeluk agama. Tetapi mereka punya agama yang paling dominan di sana, yakni Shinto. Karenanya banyak dari masyarakat Jepang yang melakukan prosesi pernikahan dengan ritual adat Shinto. Upacara umat Shinto tidak seperti upacara pernikahan kebanyakan yang siapa saja diperbolehkan hadir dan selama itu tidak bertentangan dengan kaidah agama mereka, tetapi ritual satu ini memang bersifat tertutup serta hanya boleh dihadiri oleh anggota keluarga terdekat saja.
     Upacara pemakaman di jepang disebut dengan istilah soushiki, yang berasal dari kata sou [mengubur] dan shiki [upacara]. kebanyakan penduduk jepang yang memeluk agama Budha dan Shinto, hampir 90% soushiki dilakukan menurut agama budha.
Upacara pemakan di Jepang memakan biaya yang sangat besar. Bila digabungkan mulai dari   upacara pemakaman hingga penguburan, seluruhnya rata-rata menghabiskan biaya sebesar 4 juta yen, yang merupakan upacara pemakaman termahal di dunia. Penyebab utama mahalnya harga tersebut disebabkan karena orang Jepang tidak mau bernegosisasi dengan pihak perusahaan jasa pemakaman karena alasan gengsi tidak ingin dianggap perhitungan pada keluarganya. Karena itu banyak pengusaha jasa pemakaman memanfaatkan kesempatan dengan memasang harga tinggi bekerjasama dengan pihak penjual bunga, pendeta kuil, dll. Selain itu semakin terbatasnya lahan untuk kuburan membuat harga tanah makin mahal, bahkan di beberapa di kota besar seperti Tokyo sudah tidak ada lagi tempat yang bisa dijadikan kuburan.