Sabtu, 25 November 2017

PERNIKAHAN DAN PEMAKAMAN DI JEPANG

KATA PENGANTAR

Bismillahirohmanirohim
            Puji dan syukur kami ucapkan kepada Allah SWT, karena atas berkah rahmat dan hidayah-Nya kami masiih diberi kesehatan dan kesempatan untuk membuat sebuah makalah. Shalawat dan Salam kami hadiahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang seperti sekarang ini.
          Dan tak lupa kami ucapkan banyak terimakasih kepada Dosen, Orang Tua, dan teman- teman yang telah membantu dan mendukung kami dalam membuat makalah ini.
Alhamdulillah, dengan waktu yang telah ditentukan, akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah ini yang merupakan tugas dari salah satu mata kuliah kami yaitu Ibunka Rikai. Makalah ini membahas tentang “Pernikahan dan Pemakaman di Jepang”.
Kami berharap makalah ini dapat membantu kita semua dalam memahami budaya-budaya Jepang salah satunya yaitu budaya pernikahan dan pemakaman di Jepang.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik dan saran dari para pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaaan makalah-makalah selanjutnya.


PadangNovember 2017


                                                                                  Penulis

DAFTAR ISI

Halaman depan...................................................................................................................i
Kata pengantar...................................................................................................................1
Daftar isi............................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN
     a.Latar belakang............................................................................................................3
b.Rumusan Masalah ....................................................................................................3
c.Tujuan ……...............................................................................................................3
BAB II ISI
a.     Pengertian Pernikahan ............................................................................................4
b.     Sejarah Pernikahan..................................................................................................4
c.      Waktu dan Tempat untuk Perayaan Pernikahan Di Jepang....................................4
d.      Tahapan Sebelum Pernikahan di Jepang………………………………………….5
e.      Jenis-jenis Pernikahan di Jepang.............................................................................6      
f.  Pakaian dan Perhiasan Perayaan Pernikahan diJepang............................................7      
     g. Souvenir dan Hadiah saat Perayaan Pernikahan di Jepang…………………..…....8
     h. Pemakaman di Jepang..............................................................................................9       
BAB  III PENUTUP
a.     Kesimpulan............................................................................................................11        
DAFTAR PUSTAKA

















BAB I
Pendahuluan

a.       Latar belakang
Jepang merupakan negara yang dijuluki Negara Matahari Terbit dan Negeri Sakura. Dikatakan demikian karena di Jepang mayoritas penduduknya beragama Shintou yang menyembah matahari sehingga disebut Negara Matahari Terbit. Sedangkan julukan Negeri Sakura diberikan karena banyak bunga sakura yang tumbuh di tanah Jepang. 
Negara Jepang begitu terkenal dengan kemajuan alat- alat teknologi yang begitu canggih, Negara yang juga dikenal sebagai Negara maju banyak menciptakan penemuan-penemuan baru yang membuatnya menjadi contoh bagi Negara- Negara lain. Negara yang dikenal dengan berbagai kepintarannya dalam melakukan segala hal, tak terlepas dari kinerja dan dukungan-dukungan serta hubungan-hubungan anatara pemerintah dengan masyarakat. Tetapi dibalik Kesuksesan suatu Negara pasti tak Terlepas dengan suatu kebudayaan yang terdapat di dalam Negeri itu sendiri. Masyarakat akan kesulitan hidup tanpa adanya budaya. Kebudayaan dan adanya Budaya Di jepang sendiri mulai muncul sejak Zaman Purba- Zaman Pertengahan- Zaman PraModern- Zaman Modern hingga Zaman Sekarang ini.Kebudayaan dan Budaya masih tertanam di dalam kehidupan masyarakat Jepang, hal ini dapat ditandai Dengan ikatan-ikatan mereka terhadap leluhur dan cara- cara menghargai leluhur dan mempertahankan serta menjaga tradisi-tradisi yang telah ada hingga sekarang ini.

b.                 Rumusan masalah
1.       Menjelaskan tentang konsep pernikahan di Jepang.
2.       Menjelaskan tentang waktu dan tempat dalam pernikahan di Jepang.
3.       Mejelaskan tentang jenis-jenis pernikahan di jepang.
4.       Memaparkan tentang bagaimana tata cara pemakaman di jepang.

c.                  Tujuan
1.       Memberi wawasan pada pembaca tentang pernikahan tradisional yang ada di Jepang.
2.       Memberi informas pada pembaca tentang pernikahan modern yang ada di Jepang.
3.       Memberi pemahaman pada pembaca tentang tata cara pemakaman di Jepang.

BAB II
Pembahasan
A.      Pengertian Penikahan
Pernikahan merupakan rencana untuk meneruskan keturunan, pemenuhan kebutuhan biologis yang dilakukan secara sah yaitu didalam Agama dan secara hukum

B.      Sejarah Pernikahan di Jepang
Sistem pernikahan di Jepang terus menerus berubah bersamaan dengan kondisi dan sistem sosial masyarakat. Perubahan penting yang terjadi pada sistem pernikahan di Jepang adalah saat munculnya para “bushi” pada abad ke-14
Sistem pernikahan Jepang yang awalnya “Muko-iri” (婿入り) atau sistem matrilineal, yaitu mempelai pria tinggal dan menjadi bagian dari keluarga mempelai wanita. Setelah muncul bushi, sistem pernikahan di Jepang berubah menjadi “yome-iri” (嫁入) atau sistem patrilineal, yaitu mempelai wanita tinggal dan menjadi bagian dari keluarga mempelai pria saat sang mempelai wanita telah melahirkan anak atau telah kehilangan kedua orang tuanya.
Pada zaman feodal, pernikahan di Jepang sering digunakan sebagai alat politik dan diplomasi untuk menjaga kedamaian dan persatuan di kalangan penguasa pada masa tersebut. Selain itu, pria dan wanita tidak bisa dengan mudah memilih calon mempelai yang diinginkan. Pada masa tersebut muncul “nakodo”(仲人), orang yang menyiapkan dan mengatur pernikahan untuk kedua belah pihak.

C.     Waktu & Tempat Untuk Perayaan Pernikahan Di Jepang
Perayaan pernikahan di Jepang biasanya diadakan pada musim semi dan musim gugur, karena pada saat musim semi dan musim gugur dianggap sebagai hari baik untuk melangsungkan upacara pernikahan. Masyarakat Jepang masih percaya dengan kalender Jepang yang menerangkan hari baik dan buruk. Hari yang paling bagus untuk pernikahan adalah taiyan. Hari yang paling jelek adalah futsumetsu. prosesi pernikahan Jepang hanya memakan waktu dua sampai tiga jam.
Tempat untuk melaksanakan pernikahan sesuai dengan apa yang mereka inginkan dan denganagama yang dianut oleh mereka. Biasanya tempat pernikahan diadakan di kuil Shinto, Buddha ataupun digereja. Ada juga yang melangsungkan pernikahan di tempat-tempat umum lainnya seperti di Hotel dan lain sebagainya.

D.     Tahapan sebelum pernikahan Di jepang
*                 Omiai (Acara Perjodohan)
Omiai adalah pertemuan antara seorang pria dan seorang wanita sebagai persiapan menuju perkawinan bila keduanya merasa cocok atau disebut juga sebagai acara perjodohan. Pada umumnya omiai diadakan oleh seorang perantara yaitu nakodo(Perantara). Nakodo bisa juga berasal dari anggota keluarga atau teman dari orang yang akan mengikuti omiai tersebut. Omiai biasanya diadakan di tempat umum seperti restoran dan lain sebagainya.
*                   Yuino(Acara Pertunangan)
Yuino adalah upacara tradisional pertukaran hadiah antara kedua calon pengantin. Upacara berupa pesta makan malam dimana kedua belah pihak yang bertunangan makan dan minum bersama, saling memberikan hadiah dan merayakan penyatuan kedua keluarga. Acara ini adalah gaya resmi pertunangan dan pasangan yang saling kenal. Yuino dilaksanakan pada waktu pagi hari dipilih pagi karena keyakinan mereka bahwa pagi hari membawa keberuntungan dan ini mengikuti kalender tradisional Jepang. Sebelum pada hari yuino tunangan akan memberikan kain sabuk atau obi, pakaian atau hakama, dan sejumlah uang pemberian. Sedangkan prosesi berganti pakaian dalam pernikahan disebut oironaoshi.
Barang-barang yang digunakan sebagai hadiah disebut juga “yuino-hin”. atau barang seserahan tersebut harus memiliki jumlah yang ganjil, yaitu 5,7, atau 9. Angka ganjil dianggap membawa keberuntungan oleh orang Jepang, sedangkan angka genap merupakan kebalikannya, yaitu dianggap dapat membawa petaka. Barang-barang yang dijadikan yuino-hin :
·     Mokuroku (目録): Daftar barang yang diberikan saat Yuino
·     Naga-noshi (長熨斗): Kerang abalone yang sering digunakan di Jepang sebagai kerajinan tangan dan melambangkan umur panjang. Biasa diberikan untuk hadiah perayaan.
·     Kinpoudzutsumi (金包包): Tempat untuk menaruh uang yang akan digunakan dalam yuino (Yuino-kin). Uang tersebut digunakan untuk membeli obi mempelai perempuan (goobi-ryou), dan hakama untuk mempelai lelaki (gohakama-ryou)
·     Katsuo-boshi (勝男節): Ikan bonito kering yang melambangkan harapan agar pernikahannya dapat bertahan lama
·     Surume (寿留女): Ikan kering yang melambangkan harapan agar pernikahan tersebut dapat bertahan lama.
·     Konbu (子生婦): Rumput laut kering yang melambangkan kesuburan, dengan harapan pasangan tersebut berbahagia.
·     Tomoshiraga (友白髪):Kumparan benang rami yang melambangkan harapan agar pasangan tersebut dapat terus bersama hingga tua.
·     Suehiro (末広): Kipas lipat yang melambangkan kebahagian dan masa depan yang lebih baik.
·     Yanagi-daru (家内喜多留): tempat penyimpanan sake yang terbuat dari pohon willow. Melambangkan kepatuhan dalam pernikahan

*                  Kekkon-shiki (Upacara Pernikahan)
v Upacara Pernikahan Dengan Cara Tradisional‘Shinzen Kekkonshiki (神前結婚式)
Upacara pernikahan dengan cara tradisional biasanya dilakukan di tempat-tempat ibadah seperti di Kuil Shinto ataupun Buddha. Hal ini dilakukan sesuai dengan keinginan dan agama yang dianut oleh kedua mempelai.
Adapun tata cara melangsungkan upacara pernikahan tradisional :
ü Mempelai diantar keluarga, teman, kerabat ke kuil
ü Melaksanakan upacara pernikahan tradisional dengan ajaran Agama Shinto
ü Keluarga berkumpul, kedua pengantin berdiri ditengah lalu diiringi dengan lagu tradisional kiyari
ü Pendeta memimpin doa
ü Pengantin pria membaca sumpah perkawinan kepada pengantin wanita
ü Melaksanakan san-sankudo yakni Kedua pengantin minum anggur sebanyak 9 kali dri 3 cangkir yg disediakan
ü Dihadapan pendeta kedua pengantin mengucapkan janji suci
ü anggota keluarga, teman dan kerabat dri kedua mempelai saling meminum sake secara bergilir yg menandakan adanya ikatan dan persatuan antara kedua keluarga mempelai
ü upacara ditutup dengan mengeluarkan senejins pohon keramat yg ditunjukkan kepada dewa Shinto yg bertujuan mengusir roh jahat
v Upacara Pernikahan Dengan Cara Modern (Kirisuto-Kyou Shiki/Ala Barat)
Upacara pernikahan ini dilakukan dengan meniru gaya system pernikahan ala Barat. Biasanya mempelai melangsungkan pernikahan di Gereja walaupun mereka sendiri tidak Bergama Kristen dan jga dilakukan di hotel ataupun restoran. pernikahan modern biasanya menggunakan jas dengan dasi panjang, sedangkan pengantin perempuannya menggunakan menggunakan gaun putih panjang.

E.      Jenis- jenis Pernikahan di Jepang

ü 職場結婚 (Shokuba Kekkon)
Shokuba Kekkon diambil dari kata Shokuba yang artinya tempat kerja dan kekkon yang artinya pernikahan. Jadi shokubakekkon adalah suatu pernikahan dimana mempelai pria dan wanita pertama kali bertemu dan menjalin cinta di tempat kerja.

ü 恋愛結婚 (Renai Kekkon)
Renai artinya dalam bahasa jepang yaitu cinta romantic, sedangkan kekkon artinya pernikahan. Jadi jika kedua kata digabungkan menjadi suatu perkawinan dengan cinta yang romantic. pernikahan renaikekkon adalah suatu pernikahan yang diawali dengan adanya saling cinta antara kedua mempelai tanpa uluran tangan orang lain.

ü 見合い結婚 (Miai Kekkon)
Miaikekkon artinya suatu pernikahan yang diawali dengan bantuan orang lain atau dalam bahasa indonesianya mak comblang. Biasanya mereka kenal setelah diperkenalkan oleh orang tua, saudara, teman atau jasa seperti take him out atau take me out. rasa cinta biasa timbul setelah mereka diperkenalkan oleh mak comblang tersembut.

ü 国際結婚 (Kokusai Kekkon)
Yang dimaksud dengan kokusaikekkon adalah suatu pernikahan yang dilakukan oleh orang jepang dengan orang berwarganegaraan lain. Contohnya pernikahan yang dilakukan oleh orang Jepang dan orang Indonesia. Fenomena pernikahan iini sudah terjadi pada zama Meiji lalu, yaitu banyaknya perniikahan antara orang jepang dengan orang eropa.

F.        Pakaian dan Perhiasan Perayaan Pernikahan diJepang
pasangan pengantin memakai pakaian tradisional kimono. pengantin perempuan memakai kimono tradisional pernikahan yang disebut dengan shiramuku (kimono putih), sedangkan pengantin pria memakai montsuki haori hakama. Sedangkan untuk para tamu, pakaian yang digunakan untuk menghadiri pernikahan hendaknya black suit untuk para pria. Sedangkan untuk wanita lebih baik menggunakan  gaun, kimono, atau pakaian lainnya.
Description: Pakaian dan Perhiasan Untuk Pernikahan JepangPakaian Tradisional Pernikahan

Sebelum pernikahan biasanya mempelai wanita akan diminta memilih antara dua topi pernikahan tradisional. Yang pertama adalah penutup kepala pernikahan berwarna putih yang disebut tsuni kakushi (secara harfiah bermakna menyembunyikan tanduk). Tutup kepala ini dipenuhi dengan ornament rambut kanzashi di bagian atasnya dimana mempelai perempuan mengenakannya sebagai tudung untuk menyembunyikan tanduk kecemburuan, keakuan, dan egoism dari ibu mertua yang sekarang akan menjadi kepala keluarga. Ada juga yang menyebutkan tutup kepala ini melambangkan ketetapan hatinya untuk menjadi istri yang patuh dan kesediaannya untuk melaksanakan perannya dengan kesabaran dan ketenangan. Hiasan kepala lain yang dapat dipilih adalah wata boushi yaitu wajah mempelai perempuan benar-benar tersembunyi dari siapapun kecuali mempelai pria. hal ini menunjukkan kesopanan yang sekaligus mencerminkan kualitas kebijakan yang paling dihargai dalam pribadi perempuan.

Hiasan Kepala Pengantin Wanita
Description: Wata Boushi Pernikahan JepangDescription: Tsuni kakushi dan Kanzashi Pernikahan Jepang

G.        Souvenir Dan Hadiah Saat Perayaan Pernikahan Di Jepang
Di akhir resepsi pernikahan, souvenir pernikahan Jepang yang disebut hikidemono akan diletakkan di dalam tas dan diberikan pada tamu untuk dibawa pulang. Souvenir ini biasanya berupa permen, peralatan makan, atau pernak-pernik pernikahan.                                        hikidemono
Description: Hikedemono Souvenir Pernikahan Jepang
 












Begitu pula dengan para pengunjung tamu pernikahan. Mereka wajib memberikan hadiah untuk sang mempelai. Tapi dalam pemberian hadiah ada suatu larangan memberikan benda yang dapat memotong sesuatu seperti gunting, benda pecah belah atau benda yang mudah pecah seperti peralatan makan yang terbuat dari kaca atau sebuah keramik. Karena barang-barang tersebut dipercaya akan membuat retaknya pernikahan. 

Description: Shuugibukuro (congratulatory envelope) untuk pernikahan Jepang
goshuugi

Jikalau tidak sempat memberikan hadiah berupa barang, hadiah dapat diganti dengan uang yang disebut Goshuugi (congratulatory monetary gift) yang dimasukan ke dalam amplop khusus yang disebut Shuugibukuro (congratulatory envelope), Goshuugi tersebut diberikan kepada resepsionis pernikahan sambil mengucapkan salam persahabatan Yaitu Kekkon omedetou gozaimasu. Suenagaku oshiawaseni
 (Selamat atas penikahan anda. Semoga awet dan berbahagia)

                                                         
H.     Pemakaman di Jepang
Upacara pemakaman di jepang disebut dengan istilah soushiki, yang berasal dari kata sou [mengubur] dan shiki [upacara]. kebanyakan penduduk jepang yang memeluk agama Budha dan Shinto, hampir 90% soushiki dilakukan menurut agama budha.

₪ UPACARA SEMAYAM
Sebelum proses semayam, jenazah dimandikan dan ditutup lubang telinga dan hidungnya dengan kapas. Jenazah kemudian diberi pakaian berupa setelan jas [untuk pria] atau kimono [untuk wanita]. Setelah itu jenazah dibaringkan di  dalam peti. Di sebelah peti mati diletakkan meja kecil yang dihiasi bunga dan lilin. Selama proses semayam, pihak kelurga almarhum memberitahukan kabar duka pada semua kerabat dan rekan almarhum agar bisa memberikan penghormatan terakhir. Para tamu yang yang ingin mengucapkan duka cita pada keluarga almarhum umumnya mengenakan pakaian berwarna hitam.


 ₪ PEMAKAMAN
almarhum akan diberikan nama Budha baru yang disebut dengan kaimyo. Pemberian tersebut bertujuan untuk mencegah arwah almarhum kembali ke jenazah saat namanya dipanggil. Panjangnya nama yang diberikan pada almarhum tergantung besarnya jumlah sumbangan uang yang diberikan kelurga almarhum pada kuil Budha. Setelah upacara berakhir, para tamu dipersilahkan meletakkan bunga ke dalam peti mati sebelum disegel menggunakan paku dan dibawa kereta jenazah menuju krematorium atau kuburan.

₪ KREMASI
Pada saat proses kremasi, peti yang berisi jenazah pertama-tama diletakkan di atas penampang untuk didorong masuk kedalam ruang kremasi. Kejadian tersebut disaksikan para anggota keluarga almarhum. Proses kremasi berjanlan sekitar 2 jam, setelah itu pihak keluraga memisahkan bagian abu dan tulang almarhum dan bagian tulang di masukan ke kendi atau guci.

PENGUBURAN
Di Jepang kuburan keluarga [haka] umumnya terdiri dari monumen batu nisan dengan ruang kecil tempat menyimpan bunga dan dupa. Di depan batu nisan terdapat tempat air dan sebuah ruang bawah tanah untuk menyimpan abu. Nama almarhum diukir di depan atau sebelah kiri monumen nisan, sedangkan di sebelahnya diukir tanggal digalinya kuburan dan orang yang membeli kuburan tersebut.
·     Okoden/ Uang duka
Okoden adalah uang duka yang diberikan pelayat kepada keluarga almarhum. Okoden diberikan dengan tujuan membantu meringankan beban biaya yang ditanggung keluarga almarhum.
1.     Jangan gunakan uang baru untuk uang duka.
2.     Jumlah uang yang harus diberikan bervariasi tergantung kedekatan dengan almarhum. 5000-10.000 yen adalah jumlah yang umum untuk teman/kolega.
3.     Hindarilah angka 4 dan 9 pada pemakaman, karena 4 dalam bahasa Jepang dibaca “shi”yang bunyinya sama dengan mati, dan 9 dapat dibaca “ku”, yang bisa merujuk ke “kurushii” atau menderita.
4.    
Description: Image: trend-trend.com/

Gunakanlah amplop dengan pita hitam dan putih khusus untuk Okoden.
BAB III
PENUTUP

Negeri Bunga Sakura mempunyai beragam pemeluk agama. Tetapi mereka punya agama yang paling dominan di sana, yakni Shinto. Karenanya banyak dari masyarakat Jepang yang melakukan prosesi pernikahan dengan ritual adat Shinto. Upacara umat Shinto tidak seperti upacara pernikahan kebanyakan yang siapa saja diperbolehkan hadir dan selama itu tidak bertentangan dengan kaidah agama mereka, tetapi ritual satu ini memang bersifat tertutup serta hanya boleh dihadiri oleh anggota keluarga terdekat saja.
     Upacara pemakaman di jepang disebut dengan istilah soushiki, yang berasal dari kata sou [mengubur] dan shiki [upacara]. kebanyakan penduduk jepang yang memeluk agama Budha dan Shinto, hampir 90% soushiki dilakukan menurut agama budha.
Upacara pemakan di Jepang memakan biaya yang sangat besar. Bila digabungkan mulai dari   upacara pemakaman hingga penguburan, seluruhnya rata-rata menghabiskan biaya sebesar 4 juta yen, yang merupakan upacara pemakaman termahal di dunia. Penyebab utama mahalnya harga tersebut disebabkan karena orang Jepang tidak mau bernegosisasi dengan pihak perusahaan jasa pemakaman karena alasan gengsi tidak ingin dianggap perhitungan pada keluarganya. Karena itu banyak pengusaha jasa pemakaman memanfaatkan kesempatan dengan memasang harga tinggi bekerjasama dengan pihak penjual bunga, pendeta kuil, dll. Selain itu semakin terbatasnya lahan untuk kuburan membuat harga tanah makin mahal, bahkan di beberapa di kota besar seperti Tokyo sudah tidak ada lagi tempat yang bisa dijadikan kuburan.















Tidak ada komentar:

Posting Komentar